Jumat, 01 Juli 2011

2 aorora


2. AURORA

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang berpendar seolah “menyala-nyala” pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (“angin matahari” tapi bukan angin yg berhembus. Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Selatan dikenal dengan Aurora Australis, sementara yang di sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis. Aurora sering terlihat di kutub tetapi tidak/jarang terlihat di katulistiwa. Sehingga kita tiodak banyak mengenak “pertunjukan” angkasa ini. Ketika terjadi gempa banyak yang juga mengukur adanya perubahan elektromagnetik bumi. Perubahan ini yg membentuk atau menimbulkan perubahan sifat eletromagnetik sesaat. Nah, yang terlihat ketika terjadi tsunami yang disebabkan oleh sebuah gempa yang sangat kuat ini, mungkin sekali diikuti dengan munculnya aurora. Kita yg berada di khatulistiwa tentunya jarang sekali melihat “pertunjukkan” aurora ini. Karena jarang terjadi perubahan perilaku eletromagnetic di daerah khatulistiwa. Sehingga inilah yang menjadikan pikiran kita melayang-layang dengan segala macam asumsi dan spekulasi.

Aurora Bukan Api !

Dentuman itu bukan ledakan !

Mengapa ada swara ‘jlegurr‘?

Yang pertama seperti saya jelaskan dengan fenomena Glung-Bleg di Jogja kemarin itu, yaitu adanya getaran frekuensi tinggi. High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-frek P-nya datang dan terasa goyangan. Dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar.

Selain itu suara “jlegurr” ini barangkali swara air yg ‘bertepuk‘, seperti waktu kita kecil dulu kalau di kolam renang seneng sekali membuat suara dengan menekan air kebawah sehingga berbunyi “plung-plak-plung ..” Tentunya swara yg kuhasilkan hanya terdengar dekat wong tanganku kecil … Nah kalau ukurannya besar, dengan dislokasi patahan vertikal 5 meter panjang berpuluh kilometer tentunya swaranya membahana … “JLEGURRR !!!”. Kalau jarak sumber gempa dekat dengan telinga kita maka akan terdengar suara yg aku jelaskan tentang swara yg terdengar Glung dan Bleg disini sebelumnya. Mekanisme glun- bleg ini berbeda dengan jlegurrnya suara “tepukan air”.

Jadi cahaya berkilau yang terlihat ketika gempa itu bukanlah bola api. Sedangkan dentuman yg terdengar juga bukanlah sebuah ledakan dari dalam bumi, atau bahkan banyak yg menduga sebagai percobaan nuklir dsb. Itu jelas kurang mathuk buat yg berifikir gejala-gejala fisika bumi. Kenampakan awan juga bisa terpengaruh oleh pendaran cahaya. Coba tengok efek pencahayaan yg merubah warna Wedhus Gembel ini. Awan sendiri berbentuk bermacam-macam jenisnya, termasuk awan lurus yg “dicurigai” pertanda gempa. Namun menurut saya keberadaan awan ini lebih banyak dikontrol oleh gejala meteorologi, termasuk angin, kelembaban, suhu dan angin. Dan kenampakan mata akan sangat dipengaruhi oleh cahaya yg mengenainya.

Contoh macam Aurora :
Aurora borealis
Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil karya Shakespeare.
Sejak zaman dulu, telah banyak teori yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini dan sebagian teori kelihatannya sudah tidak relefan pada masa sekarang. Benjamin Franklin berteori bahwa "Misteri Cahaya Utara" itu disebabkan oleh konsentrasi muatan listrik di daerah kutub yang didukung oleh salju dan uap air. Kristian Birkeland juga berteori bahwa Auroral Elektron terjadi dari sinar yang dipancarkan matahari, dan elektron tersebut dibimbing menuju kutub utara. Aurora Borealis memang sering terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober. Aurora Borealis adalah fonemana pancaran cahaya yang terjadi di daerah utara atau kutub utara. Pada saat Aurora Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah utara. Fenomena ini terjadi pada lapisan ionosfer bumi akibat medan magnetik, dan partikel yang dipancarkan matahari. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Magnetosfer dan angin matahari terdiri dari gas terionisasi yang menghantarkan listrik. Aurora yang terjadi tanggal 28 Agustus dan 2 September 1859 mungkin adalah yang paling spektakuler sepanjang sejarah. Aurora di Boston tanggal 2 September 1859 juga dimuat oleh New York Times. Fenomena Aurora Borealis telah lama menarik perhatian para Ilmuwan. Andres Celcius, antara rentang tahun 1716 sd. 1732 mengamati Aurora Borealis dan menghasilkan sekitar 300 pengamatan yang dipublikasikannya. Celcius adalah seorang Professor Astronomi yang namanya diabadikan sebagai satuan pengukur suhu.



Aurora Australis 
Istilah aurora yang muncul pada belahan bumi selatan.Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu. Aurora dapat terlihat hingga tengah malam. Pada saat itu, cahayanya terlihat turun. Beberapa saat kemudian, pita-pita cahaya yang melengkung muncul di atas cahaya, dan sinar mulai bergerak menuju bagian tengah langit. Cahaya ini semakin benderang. Pada intensitas penuh, aurora menutup seluruh angkasa seperti kelambu cahaya yang tertiup angin. Kadang-kadang cahaya ini muncul kurang dari jarak 500 mil di atas permukaan bumi dan kadang-kadang lebih dari 600 mil. Aurora terlihat paling terang saat terjadi badai magnetik. Aura paling sering terlihat pada saat aktivitas titik matahari yang terbesar. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Aurora australis paling jarang terlihat. Aurora ini biasanya justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar